Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Malakan

Namanya ‘malakan’. Siapakah dia? Ia adalah sesosok mahluk yang menyerupai kita saat kita berada di alam barzakh, demikian penjelasan Ustad Usep dalam sebuah pengajian. Ukurannya sesuai dengan apa yang kita lakukan saat hidup. Ia adalah jelmaan amal baik kita. “ata’rifuni (apakah engkau mengenalku)?” tanya malakan pada arwah saat berada di alam barzah.  “Aku adalah amalan baikmu. Aku adalah serupaanmu. Aku akan menemani hari2mu agar tak kesepian. Di akhirat nanti, aku pula yang akan bersaksi atas kebaikanmu."  Saat kita berada di alam barzah yang gelap, kita akan sepi sendiri, tak ada yang menemani. Malakan akan menghibur kita sehingga kita tak lagi kesepian. Malakan akan bersaksi atas kebaikan-kebaikan kita di yaumil akhir. “Semakin banyak kebaikan yang kita lakukan selama hidup, semakin besar sosok malakan yang menemani kita ini,” ujar ustad Usep lagi. Dalam penjelasan Ustad Usep, alam barzakh itu semacam sebuah kondisi yang memisahkan dua alam, yakn

GURU

Gambar
When I felt there was something wrong with me, I decided to go to find another teacher. I stopped swimming for 2 months. I felt unmotivated. I stopped learning. But then, I forced myself to find another teacher.  My new teacher is very interesting person. In the first meeting, I told her “I’m doing free style” and I explained that this is my third term (almost 9 months actually since my first lessons). After looked at my “pre-test”, what she said was surprising me, “I will fix everything and I will teach you again from the beginning, from ‘kicking’ (kicking is a very basic technique in swimming). So, for the next 5 weeks you will only learn ‘kicking’.” What??? I learnt swimming for almost a year and she will only teach me kicking for 5 weeks? But, my response was I put big smile on my face and saying “all right, no problem”.   To convince me, she asked to other students, “how long I teach you ‘kicking’?” “All the time,” he said with smile. “And how it is?” “It helps

Bimbingan

Gambar
Salah satu pengalaman berharga belajar dalam iklim akademik barat adalah sikap encouragement dari dosen/pembimbing. Relasi pembimbing-mahasiswa di kampus-kampus di luar negeri seringkali lebih bersifat kolaboratif ketimbang seperti guru-murid yang bersifat tradisional (bahwa ilmu guru itu lebih luas, lebih mengerti, murid itu tidak tahu apa-apa sehingga harus tunduk dengan semua ucapan guru, dsb). Relasi seperti itu hampir tidak ada di sini. Bahkan, terkadang mahasiswa bimbingan dijadikan tempat belajar mengenai isu-isu baru oleh para dosen pembimbing. Dosen pembimbing itu lebih dulu punya pengalaman. Kira-kira begitu mereka memposisikan diri. Dalam banyak interaksi proses bimbingan,  kita sebagai student juga dituntut lebih aktif dalam mencari dan menemukan, bahkan menentukan apa yang penting buat riset kita. "This is your research, you know it better" begitu kira-kira komentar para dosen pembimbing di saat kita bingung mau ngapain. Sebagai mahasiswa produk lokal Indones

Pencarian dan Takdir

Gambar
Setiap orang melalui episode pencarian yang berbeda-beda dalam hidupnya. Ada yang sudah tahu apa yang dicita-citakan dan diinginkannya sejak semula. Lalu, belajar dengan keras hingga akhirnya benar-benar berhasil dengan cita-citanya. Begitu konsisten. Tapi, banyak juga yang melalui berbagai eksperimen atau bahkan menemukan jalan-jalan yang tak terduga dalam meniti perjalanan itu. Ambil kuliah ini tahu-tahu lebih suka mengerjakan itu yang tak ada hubungannya dengan kuliahnya, dll. Saya termasuk kelompok yang kedua. Saat saya kecil, jika ditanya soal cita-cita biasanya saya akan jawab ingin jadi guru. Karena hampir semua keluarga saya (ayah, ibu meski tidak bekerja secara formal juga lulusan sekolah guru, paman2/uwa saya dst) mengabdi di dunia pendidikan. Saat saya tinggal di pesantren, sejak kelas 3 SMP, sudah membantu ngajar di kelas yang bawah. Cita-cita jadi guru tak pernah hilang. Hingga suatu saat saya memutuskan ingin jadi guru bahasa Arab, tapi ternyata terdampar di dunia yang